Judul Buku : ILMU KOMUNIKASI Teori dan Praktek
Penulis : Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Tahun Terbit : 2006
Tebal Buku : 181 halaman
Seperti yang telah kita ketahui semua bahwa komunikasi merupakan sebuah kata yang memang sudah tak lazim bagi kita. Namun dalam hal ini apakah kita tahu apa yang dimaksud dengan komunikasi itu? Pentingnya komunikasi dalam kehidupan sosial telah menjadi perhatian para cendikiawan sejak zaman Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20, ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi Elektronik, para cendikiawan menyadari pentingnya meningkatkan komunikasi dari pengetahuan menjadi ilmu. Kini ilmu komunikasi semakin mendapat perhatian dari masyarakat karena relevansinya dalam bidang kehidupan semakin jelas.
Buku ILMU KOMUNIKASI Teori dan Praktek ini menjelaskan tentang bagaimana komunikasi bisa menjadi sebuah ilmu, apa itu komunikasi, bagaimana perkembangannya, sejarahnya bagaimana, dan lain-lain yang juga berhubungan dengan praktek komunikasi itu sendiri. Beberapa yang akan dijelaskan dalam buku ini adalah sebagai berikut :
Pengelompokkan Ilmu dan Perkembangan Ilmu Komunikasi
Mengenai pengelompokkan ilmu, para ahli yang satu dengan yang lainnya mempunyai pendapat yang berbeda. Meskipun demikian, semua ahli sama-sama mencantumkan ilmu sosial sebagai salah satu kelompok ilmu. Berikut adalah pembagian ilmu selengkapnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science)
biologi
antropologi fisik
ilmu kedokteran
ilmu farmasi
ilmu pertanian
ilmu pasti
ilmu alam
ilmu teknik
geologi
dan sebagainya
Ilmu Kemasyarakatan (Sosial Science)
ilmu hukum
ilmu ekonomi
ilmu jiwa sosial
ilmu bumi sosial
sosiologi
antropologi budaya dan sosial
ilmu sejarah
ilmu politik
ilmu pendidikan
publisistik dan jurnalistik
dan sebagainya
Humaniora (Studi Humanitas; Humanitas Studies)
ilmu agama
ilmu filsafat
ilmu bahasa
ilmu seni
ilmu jiwa
dan sebagainya
Dalam pada itu, Prof. Harsojo menyatakan bahwa apabila suatu ilmu dipelajari dan dikembangkan dengan tujuan untuk memajukan ilmu itu sendiri; memperkaya diri dengan cara memperoleh pengertian yang lebih mendalam dan lebih sistematis mengenai ruang lingkup atau bidang perhatiannya, maka ilmu seperti itu digolongkan kedalam ilmu-ilmu murni. Jika sosilogi misalnya, merupakan ilmu sosial murni, maka yang kita maksud dengan pernyataan itu adalah : tujuan langsung sosiologi adalah untuk memperoleh pengetahuan yang sistematis mengenai masyarakat manusia pada umumnya. Adapun ilmu-ilmu terapan mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang praktis, yang dapat dirasakan guna dan manfaatnya secara langsung dan bersifat sosial. Ilmu-ilmu terapan berhubungan dengan pengubahan atau pengawasan dari situasi-situasi yang praktis, ditinjau dari sudut kebutuhan manusia. Ilmu-ilmu murni mengembangkan ilmu itu sendiri tanpa menanyakan apakah ilmu itu secara langsung berguna bagi masyarakat.
Prof. Harsojo mengutip dari Robert Bierstedt dalam bukunya, The Social Order, yang menyusun sejumlah ilmu murni yang erat hubungannya dengan ilmu-ilmu terapan seperti :
Ilmu-ilmu Murni Ilmu-ilmu Terapan
fisika bangun karya
astronomi navigasi
jurisprudence hukum
zoologi peternakan
sejarah jurnalistik
dan lain-lain dan lain-lain
Dari contoh pengelompokkan ilmu tadi, publisistik dan jurnalistik (istilah lain untuk komunikasi) dianggap pengelompokkan pada ilmu sosial dan merupakan ilmu terapan (applied sciance). Dan termasuk ke dalam ilmu sosial dan ilmu terapan, maka ilmu komunikasi sifatnya interdisipliner atau multidisipliner. Ini disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama yang termasuk ke dalam ilmu sosial/ilmu kemasyarakatan.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya Sama Makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, contoh percakapan, maka komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Akan tetapi, walaupun bahasa yang digunakan sama belum tentu memiliki makna yang sama.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Pertanyaan tersebut kemudian merujuk kepada lima unsur yang menjadi jawaban, diantaranya :
Komunikator (communicator, source, sender)
Pesan (message)
Media (channel, media)
Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recepient)
Efek (effect, impact, influence)
Proses Komunikasi
Secara Primer yaitu, proses penyampaian pesan dari komunikator dengan menggunakan lambang (symbol) yang bisa “diterjemah atau dipahami” secara langsung oleh komunikan.
Secara Sekunder yaitu, proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Unsur-unsur dalam Proses Komunikasi
Sender
Encoding
Message
Media
Decoding
Receiver
Response
Feedback
Noise
Pengertian dan ciri Komunikassi Massa
Komunikasi Massa atau mass communication adalah komunikasi melalui media massa. Ciri-cirinya seperti yang telah dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr adalah :
Komunikasi massa berjalan satu arah
Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen
Fungsi dari Komunikasi Massa
Harold D. Lasswell seorang pakar komunikasi berpendapat bahwa fungsi dari komunikasi massa adalah :
The surveillance of the environment
Correlation of the components of thr society in making a response to the environment
Transmission of social inheritance
Tujuan Sentral dalam Strategi Komunikasi
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, M. Dallas Burnett dalam bukunya, techniques for effective communication mengatakan tujuan sental dari kegiatan komunikasi adalah :
to secure understanding
to establish acceptance
to motivation action
Bagaimana Peran Komunikator dalam Komunikasi
Dalam kegiatan komunikasi, komunikator mempunyai peranan yang sangat penting agar komunikasi bisa berjalan dengan baik. Maka dari itu komunikator dalam menghadapi komunikan harus bisa bersifat empatik (empathy) atau bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Sebelum menjalankan Kegiatan Komunikasi, pelajari siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi kita.
Hubungan Strategi Komunikasi dengan Sistem Komunikasi
Sistem Komunikasi secara Makro Vertikal
Adalah sistem komunikasi yang menyangkut pemerintahan.
Sistem Komunikasi secara Mikro Horizontal
Adalah sistem komunikasi sosial dalam tingkat status sosial yang hampir sama dan terjadi dalam unit-unit yang relatif kecil.
Apa Peranan Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Kemajuan teknologi komunikasi elektronik yang terjadi saat ini telah menimbulkan dampak pada masyarakat menjadi malas baca buku. Di daerah perkotaan terjadi apa yang disebut the flood of information atau banjir informasi yang menyebabakan orang kota tahu banyak hal, tetapi serba dangkal, tidak mendalam seperti kalau menelaah buku.
Sejarah Retorika sebagai Cikal Bakal Komunikasi
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan Latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Jadi, retorika bisa diartikan sebagai seni bicara (pidato) dan seni menulis.
Retorika sebagai seni bicara sudah dipelajari sekitar abad ke-5 sebelum Masehi oleh kaum Sofis di Yunani yang mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan terutama pada kemampuan berpidato.
Kaum Sofis berpendapat bahawa manusia adalah “makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan”. Tidak mengherankan bila pada masa itu orang-orang melatih diri untuk mempeoleh kemahiran dalam berbicara sehingga inti pembicaraan beralih dari mencari kebenaran pada mencari kemenangan. Maka berkembanglah seni pidato yang membenarkan pemutarbalikan kenyataan guna tercapainya tujuan. Yang penting, khlayak tertarik perhatiannya dan terbujuk.
Tokoh aliran Sofisme yang dianggap guru retorika pertama dalam sejarah manusia adalah Georgias (480-370). Menurutnya, kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan jika tercapai kemenangan dalam pembicaraan. Protagoras (500-432) dan Socrates (469-399) menentang pendapat tersebut. Menurut Protagoras, kemahiran berbicara bukan demi kemenangan melainkan demi keindahan bahasa. Sedangkan menurut Socrates, retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam retorika seperti Ethos, Phatos, dan Logos.
Pengertian Publisistik
Istilah “publisistik” sebagai terjemahan dari bahasa Jerman Publizistik dan bahasa Belanda Publicistiek yang memiliki derajat ilmu merupakan perkembangan dari ilmu persuratkabaran, dalam bahasa Jerman Zeitungswissenschaft dan dalam bahasa Belanda Dagbladwetenschap.
Walter Hagemann dalam bukunya, Grundzuge der Publizistik, mendefinisikan publisistik secara singkat saja, yakni “Publizistik ist die Lehre von der öffenlichen Aussage aktualler Bewusztseinsinhalte”. Jadi, menurut Hagemann, publisistik adalah ajaran tentang pernyataan umum mengenai isi kesadaran yang aktual. Definisi inilah yang dianggap terbaik karena perumusannya singkat namun maknanya menyeluruh.
Ilmu publisistik mengajarkan bahwa setiap pernyataan umum dengan media apa pun (cetak maupun elektronik) menciptakan hubungan rohaniah antara si publisis dengan khalayak.
dan lain sebagainya tentang teori komunikasi serta praktek yang berkaitan dengan ilmu komunikasi bersama bidang-bidang tertentu.
Dari uraian singkat yang telah dijelaskan di atas. Buku ini sangat bagus untuk di baca, karena di dalamnya terkandung banyak penjelasan tentang komunikasi. Bukan hanya kalangan mahasiswa komunikasi saja yang wajib membaca buku ini, namun seluruh mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan. Tapi, bukan berarti masyarakat pada umumnya tidak boleh membaca buku ini. Akan lebih baik lagi jika semua kalangan membaca buku ini, mempelajari serta memahaminya sehingga kita tahu bahwa yang namanya komunikasi itu seperti apakah.
Di lihat dari bentuk buku pun sepertinya buku ini bukan buku yang menyediakan banyak teori sehingga orang pun tertarik melihat buku ini dengan melihat covernya saja. Gaya bahasa yang digunakan pun tidak terlalu berat. Jadi, kita bisa memahami isi dari apa yang tertulis di dalam buku ini.